PINTU TAUBAT TERBUKA LEBAR, SEBELUM MATAHARI TERBIT DARI BARAT (bagian 1)

Tujuan utama Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah kepada-Nya semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Allah Ta’ala berfirman:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Aku menciptakan manusia dan jin hanyalah agar mereka beribadah kepadaku (semata). Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Maha Pemberi Rezeki dan mempunyai Kekuatan yang Sangat Kokoh” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Bagaimana mungkin seorang mukmin akan menyadari statusnya sebagai hamba Allah, jika ia merasa tidak memiliki dosa dan enggan bertaubat? Karena sadar akan banyaknya dosa dan keinginan untuk bertaubat kepada Allah adalah salah satu bentuk penghambaan. Dan diterima atau tidaknya taubat adalah hakikat yang agung dari tauhid uluhiyyah.

Pintu Taubat Dibuka Lebar

Sungguh Allah Ta’ala telah melapangkan dan melonggarkan serta memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada kita untuk bertaubat kepada-Nya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ ، وَبِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ

“Sungguh, Allah meluaskan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di siang hari. Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat dari hamba yang bermaksiat di malam hari” (HR. Muslim no.7165)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:


إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لمَ ْيُغَرْغِرْ

“Sungguh Allah menerima taubat hamba-Nya selama belum yu-ghor-ghir” (HR. At Tirmidzi, 3880. Ia berkata: “Hadits ini hasan gharib”. Di-hasan-kan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi)

Yu-ghor-ghir artinya ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan. Itulah batas waktu terakhir yang Allah tidak menerima lagi taubat hamba-Nya.

Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga telah mengabarkan kepada kita kisah seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang:


فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنَ تَوْبَةٍ فَقَالَ لاَ. فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ فَقَالَ نَعَمْ وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ

“Lelaki tersebut ditunjukkan kepada seorang ahli ibadah, ia mendatanginya dan bertanya: ‘Aku telah membunuh 99 orang. Apakah aku masih bisa bertaubat?’. Ahli ibadah tadi berkata: ‘Tidak’. Lelaki tersebut pun membunuhnya hingga genaplah 100 orang. Kemudian ia bertanya kepada penduduk yang paling alim, dan ia pun ditunjukkan kepada seorang ulama. Ia kemudian bertanya: ‘Aku telah membunuh 100 orang. Apakah aku masih bisa bertaubat?’. Ulama tadi berkata: ‘Ya. Memangnya siapa yang bisa menghalangimu untuk mendapatkan taubat?’” (HR. Muslim, no.7184)

Perkataan ‘siapa yang bisa menghalangimu untuk mendapatkan taubat‘, inilah intinya. Maka siapakah yang bisa menghalangi anda dari taubat, saudaraku? Kesempatan selalu terbuka lebar!

Allah Ta’ala berfirman:


إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Allah kehendaki” (QS. An Nisa: 4)

Bahkan dosa syirik! Ketika seorang musyrik bertaubat kepada Allah dan ia kembali ke jalan Allah Ta’ala, maka tidak ada yang dapat menghalangi ia dari Allah. Bahkan, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengabarkan bahwa orang musyrik dari kalangan ahlul kitab yang bertaubat, ia mendapat dua pahala dari taubatnya[1].

Hendaknya Kita Senantiasa Bertaubat

Taubat itu akan menguatkan ikatan antara hamba dengan Rabb-nya. Jika ia terus-menerus mengharap ampunan dari Rabb-Nya. Perhatikan sang utusan Islam, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku biasa bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari” (HR. Muslim no.7034)

Padahal beliau manusia yang ma’shum, dosa beliau telah diampuni oleh Allah dari awal hingga akhirnya. Namun ini merupakan teladan yang mulia dari beliau dalam berserah diri kepada Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:


مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ

“Siapa saja yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, Allah akan terima taubatnya” (HR. Muslim no.7036)

Lihatlah betapa beliau Shallallahu’alaihi Wasallam menghasung umatnya untuk bersungguh-sungguh mencari ampunan Allah yang begitu luas. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:


النَّدَمُ تَوْبَةٌ

“Penyesalan adalah taubat” (HR. Ahmad no.3568, Ibnu Majah no.4252, Al Baihaqi no.21067. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)

Sampai-sampai rasa penyesalan terhadap dosa yang kita perbuat pun sudah dianggap sebagai sebuah taubat.

Selain itu, taubat menimbulkan banyak pengaruh yang baik bagi diri seorang hamba. Bahkan, taubat itu sendiri adalah bentuk taufiq dari Allah Ta’ala. Imam Al Qurthubi ketika menjelaskan ayat:


ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا

“Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya” (QS. At Taubah: 118)

Beliau menukil perkataan sebagian ulama tentang makna ayat ini, mereka berkata: “Aku salah sangka dalam 4 perkara. Karena ternyata Allah Ta’ala mendahuluiku.

Pertama, aku mengira akulah yang mencintai Allah, ternyata Allah Ta’ala lebih dulu mencintaiku. Ia berfirman:


ُيُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّوْنَه

“Allah Ta’ala mencintai mereka, dan mereka pun mencintai Allah” (QS. Al Maidah: 54)

Kedua, aku mengira akulah yang ridha kepada Allah, ternyata Allah Ta’ala lebih dahulu ridha terhadapku. Ia berfirman:


رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ

“Allah telah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada Allah” (QS. Al Maidah: 119)

Ketiga, aku mengira akulah yang mengingat Allah, ternyata Ia lebih dulu mengingatku. Allah Ta’ala berfirman:


وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

“Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar” (QS. Al Ankabut: 45)

Keempat, aku mengira bahwa hanya akulah yang bertaubat kepada-Nya, ternyata Ia lebih dahulu memberi ampunan kepadaku. Allah Ta’ala berfirman:


ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا

“Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya” (QS. At Taubah: 118)

(sampai di sini nukilan dari Tafsir Al Qurthubi)

Semangat untuk bertaubat adalah hal yang sudah semestinya dimiliki oleh seorang hamba yang rabbani. Betapa indah ucapan seorang penyair:


قَدِّمْ لِنَفْسِكَ تَوْبَةً مَرْجُوَّةً *** قَبْلَ اْلمَمَاتِ وَقَبْلَ حَبْسُ اْلأَلْسُنِ
بَادِرْ بِهَا غُلْقَ النُّفُوْسِ فَإِنَهَا *** ذُخْرٌ وَغُنْمٌ لِلْمُنِيْبِ اْلمُحْسِنِ



Beranikan dirimu untuk mengharapkan ampunan

Sebelum engkau mati dan lisanmu kelu

Bersegeralah bertaubat, sebelum ruh dikunci

Karena taubat adalah simpanan dan harta

Bagi orang baik yang kembali kepada-Nya

Demikianlah, taubat adalah pintu kebaikan. Maka tidak layak bagi hamba yang sejati meninggalkan taubat dan meremehkan buah manis darinya.bersambung....

1 komentar:

Unknown mengatakan...

http://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/06/taubat-yang-terhambat.html
http://brillyelrasheed.blogspot.com/2014/06/pendosa-yakinlah-allah-maha-penerima.html
http://brillyelrasheed.wordpress.com/2013/08/29/tawadhu-dan-taubat/

Posting Komentar

Tinggalkan sepatah dua patah kata untuk sarana meneliti tulisanku, kritik, saran ataupun cemoohan juga boleh

JALAN WALI ALLAH © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute