GENERASI WALI ALLAH GENERASI PENGGANTI

Melihat keadaan umat Islam saat ini, di mana kemaksiatan bertebaran dalam segala aspek dan dimensi kehidupan, mungkin ada dari kita yang ragu akan datangnya masa-masa saat nilai-nilai dan syariat Islam akan di tegakkan kembali di muka bumi.
Padahal, hal ini merupakan keniscayaan, sesuai dengan firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)

Dengan jelas ayat ini menyatakan bahwa Allah akan mengganti kaum yang ingkar terhadap agama (dien) Allah dan mendatangkan orang-orang pilihan yang akan menjadi generasi wali Allah di muka bumi, suatu generasi yang Allah benar-benar menjadikan mereka khalifah di muka bumi.

Dan generasi ini mempunyai sifat dan karakteristik yang khas. Sedikitnya, ada empat karakteristik yang generasi ini miliki menurut ayat di atas, karakteristik tersebut adalah :

1. Sidqul Mahabbah

Karakteristik yang pertama adalah sidqul Mahabbah yaitu ‘benar dalam menempatkan kecintaannya’. Dalam ayat di atas, jelas sekali Allah menggambarkan bahwa generasi yang akan didatangkan Allah adalah generasi yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya.

Penempatan yang benar dalam cinta akan membuat suatu generasi dicintai oleh Allah. Ketika kecintaan suatu generasi jauh dari Allah, seperti generasi yang menjadikan materi menjadi tujuan utama (generasi materialistis) atau generasi yang hanya mementingkan kepuasan pribadi di dalam dirinya (generasi hedonis) tentu saja akan menjadi generasi yang tergantikan.

Penempatan cinta yang benar adalah ketika kita menjadikan Allah sebagai muara setiap kecintaan yang kita dimiliki. Tak ada ujung maupun pangkalnya, kecuali cinta kepada Allah. Mereka yang mengaku generasi wali Allah harus senantiasa bertanya pada dirinya , sudahkah benar ia penempatan cintanya?

2. Fahmul Wala’ wal Baro

Karakteristik yang kedua adalah fahmul wala’ wal baro yang berarti ‘memahami dengan benar siapa lawan dan siapa kawan’. Dalam ayat di atas disebutkan bahwa generasi yang dicintai Allah adalah generasi yang lemah lembut kepada orang mukmin dan keras kepada orang kafir.

Suatu anomali ketika sesama muslim justru saling menjatuhkan dan membenci, padahal Allah dengan gamblang menyuruh kita untuk senantiasa lemah lembut. Lemah lembut dalam berkata, lebih-lebih dalam bersikap.

Maka, ketika kelemahlembutan sesama mukmin sudah menyebar dan mengakar pada suatu generasi, maka saat itulah generasi Wali Allah hadir di muka bumi. Sudahkah kita berlemah lembut kepada saudara seiman kita?

Selain lemah lembut kepada sesama mukmin, kita juga harus keras (mempunyai izzah) kepada kaum kafir. Melihat keadaan sekarang memang sangat tidak ideal. Umat Islam bisa dikatakan tidak mempunyai izzah di hadapan kaum kafir.

Saat kaum kafir menyerang membabi buta suatu negara atau daerah mayoritas muslim, seperti Afghanistan, Irak, Chechnya atau Kashmir, umat Islam kebanyakan hanya bisa diam, padahal jumlah mereka ada 1,5 milyar di bumi, seperempat dari penduduk dunia.

Keadaan yang tidak berimbang dalam penguasaan teknologi mutakhir seperti teknologi nuklir menambah ciut nyali sebagian umat Islam. Maka peningkatan keimanan dan ketakwaan harus diimbangi dengan pemantapan dalam bidang teknologi.

Dan saat izzah umat ini kembali, salah satu karakteristik generasi wali Allah telah terpenuhi. Maka, di manakah peran dan posisi Anda untuk mengembalikan izzah umat ini?

3. Ahlul Jihad

Karakteristik yang ketiga adalah ahlul jihad yang bisa kita artikan ‘senantiasa berjihad di jalan Allah’. Kesungguhan generasi ini dalam membela dan berjuang dijalan Allah memiliki tingkat akreditasi yang tinggi.

Dalam ayat di atas dipaparkan jelas, bahwa generasi yang dicintai Allah adalah generasi yang berjihad dijalan Allah. Jihad sesuai peran dan posisinya masing-masing. Senantiasa bersungguh dalam memperjuangkan kebaikan dan kalimat Allah di bumi.

Ketika suatu generasi yang di dalamnya penuh dengan aroma semangat jihad dan perjuangan di setiap lini kehidupan dengan berujung pengharapan ridha Allah, yakinlah, generasi wali Allah telah ada di muka bumi. Sudahkah perjuangan kita maksimal dan optimal di jalan Allah ini?

4. Ahlu Sobar

Karakteristik keempat adalah ahlu sobar, bisa kita maknai sebagai ‘orang yang sabar dan teguh pada pendirian’. Dalam ayat di atas digambarkan dengan kalimat yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.

Generasi yang sabar dalam setiap jejak kehidupannya, sabar akan setiap halangan yang datang, sabar akan setiap perintah dan larangan yang telah Allah berikan dan sabar akan setiap celaan yang pihak lain lontarkan. I

tulah generasi wali Allah yang akan menghiasi kehidupan di bumi, generasi yang penuh akan sikap sabar.

Tidak salah nabi menganalogikan orang mukmin yang teguh kepada agamanya ibarat menggenggam bara yang panas. Bukan analogi yang enak memang. Namun di sanalah letak perjuangannya.

Kita dituntut untuk memiliki kesiapan maksimal untuk melakukannya. Dan tentu saja, kesiapan mental yang dalam hal ini berupa pendirian yang kuat adalah modal yang utama.

Setelah meyakini dan mengetahui karakteristik generasi wali Allah ini, mari sejenak kita melihat realita yang terjadi di dunia. Di negara-negara maju seperti Inggris atau Perancis, angka kelahiran di negara tersebut jauh tertinggal dari angka kematiannya.

Akibatnya, jumlah penduduk mereka cenderung berkurang. Adapun pertambahan jumlah penduduknya kebanyakan dari imigran muslim yang tinggal di negara tersebut.

Bahkan diprediksi pada tahun 2050, 50% penduduk eropa adalah muslim. Ini adalah tanda-tanda bahwa janji Allah sedang berlangsung. Namun, apakah generasi ini adalah generasi wali Allah, itu adalah satu pertanyaan yang tersendiri.

Dan terakhir, kita harus kembali merefleksikan pada diri kita masing-masing, apakah termasuk generasi pengganti atau generasi yang tergantikan, tinggal lihat saja karakteristiknya, adakah karakteristik di atas ada dalam diri kita?. Allahu A’lam bisshawab.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan sepatah dua patah kata untuk sarana meneliti tulisanku, kritik, saran ataupun cemoohan juga boleh

JALAN WALI ALLAH © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute